Memahami Kaum Tuli
Pertama, saya akan menggunakan kata tuli daripada tunarungu. Hal itu disebabkan pada masa-masa ini kaum tuli sudah dapat menerima keadaan dan tidak merasa bahwa ketulian sebagai suatu aib yang memalukan, tetapi sebagai suatu perbedaan dalam menggunakan bahasa.
Kaum tuli ini masih memiliki keadaan/kondisi fisik yang baik, bisa berjalan, melihat, merasa, dan lain-lain. Hal yang tidak dapat dilakukan orang tuli adalah mendengar dan mungkin berbicara. Tapi mereka beranggapan ketidakmampuan itu bukan sebagai kecacatan, melainkan sebagai perbedaan dalam cara berkomunikasi. Bahasa isyarat, itulah bahasa asli dan alat komunikasi kaum tuli. Sebagai contohnya, orang indonesia dan orang Inggris memiliki bahasa yang berbeda, begitu pula antara orang normal dan orang tuli, mereka berbeda karena bahasa yang dipergunakannya.
Sebagai orang tuli, saya bisa memahami keadaan dan kebiasaan yang muncul dalam pribadi kaum tuli. Oleh karena itu, saya akan mencoba menjelaskan segala hal yang berhubungan dengan kaum tuli, segala kelebihan dan permasalahan yang dimiliki kaum tuli.
Tuli apa definisi tentang ketulian? Seorang tunarungu dapat dikatakan sebagai seorang yang tidak mampu menangkap informasi melalui gelombang suara. Biasanya orang tuli lebih memanfaatkan gelombang visual untuk menangkap informasi dan mengolahnya di otak. Gelombang visual itu bisa berupa membaca gerak bibir / oral (lipscaning), membaca tulisan, dan memahami isyarat.
Kaum tuli adalah kaum yang lebih baik untuk berkomunitas atau setidaknya memiliki teman yang membuatnya tidak sendirian.
Kondisi / keadaan mental tuli jika sendirian, seorang yang tuli biasanya kurang nyaman ketika sendirian berhadapan dengan orang-orang normal yang bukan bagian dari lingkungannya. Mereka cenderung merasa kesepian, terasing, atau diabaikan ketika bersama orang normal. Terutama orang-orang normal yang tidak mereka kenal. Mereka selalu merasa khawatir ketika sendirian tanpa teman tuli lain mengikuti kegiatan bersama orang normal, terutama jika kegiatan tersebut dimaksudkan untuk orang normal dan tidak tersedia akses bagi kaum tuli.
Namun, tidak demikian jika mereka tidak sendirian. Dengan bersama-sama, biasanya kaum tuli lebih berani dan percaya diri dan tentunya lebih asyik. :-D Jadi, kaum tuli ini adalah makhluk sosial seperti halnya masyarakat normal.
Komentar
Posting Komentar