Kegagalan
Cita-citaku, impianku, keinginanku untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di PTN yang ternama akhirnya kandas sudah. Aku menerima pengumuman kegagalanku dalam tes SBMPTN di internet. Hatiku hancur, aku sangat kecewa sekali, tapi apa daya? Inilah yang Allah kehendaki untukku, aku tidak bisa mengelak, hanya menerima dengan ikhlas dan tetap berusaha melanjutkan perjalananku.
Sebelumnya, sudah sejak masih duduk dibangku SMALB, sejak aku menjadi juara dalam perlombaan, aku berniat melanjutkan pendidikan. Aku pikir kemenangan-kemenanganku dalam perlombaan di tingkat Nasional ini bisa membantuku seperti mereka yang telah memperolehnya. Namun, aku tidak bisa percaya, ternyata apa yang sudah kursi sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. Aku harus berjuang sendiri ditengah keterbatasan yang aku miliki.
Beberapa bulan yang lalu, aku menyadari aku tidak dapat mengikuti SNMPTN karena aku hanya siswa SMALB, dan sekolah SLB tempatku belajar tidak memiliki kerja sama untuk mengikuti SNMPTN. Aku pun harus berusaha mengikuti SBMPTN sebagai kesempatan kedua, aku harus menghadapi soal-soal yang tidak pernah kupelajari di SLB, terutama matematika. Selain itu, aku harus menghadapi ratusan ribu orang yang sama-sama memperebutkan kursi di PTN, apalagi kebanyakan adalah orang normal yang dididik di sekolah umum yang pelajarannya jauh melebihi SLB. Aku benar-benar kepayahan, pantas saja aku gagal.
Ya, sudahlah. Bagaimanapun juga aku harus bisa menerimanya dengan ikhlas. Aku yakin masih ada jalan lain untuk mencapai perguruan tinggi untuk aku menuntut ilmu, untuk aku memperbaiki kehidupanku dan juga keluargaku. Aku ingin menjadi orang yang beriman, berilmu, dan banyak beramal. Aku akan terus maju dan berusaha, walaupun tidak mampu belajar di Perguruan Tinggi Negeri seperti yang aku inginkan, biarlah Allah menunjukkan jalan yang terbaik untuk aku melangkahkan kakiku.
Sebelumnya, sudah sejak masih duduk dibangku SMALB, sejak aku menjadi juara dalam perlombaan, aku berniat melanjutkan pendidikan. Aku pikir kemenangan-kemenanganku dalam perlombaan di tingkat Nasional ini bisa membantuku seperti mereka yang telah memperolehnya. Namun, aku tidak bisa percaya, ternyata apa yang sudah kursi sama sekali tidak dapat dimanfaatkan. Aku harus berjuang sendiri ditengah keterbatasan yang aku miliki.
Beberapa bulan yang lalu, aku menyadari aku tidak dapat mengikuti SNMPTN karena aku hanya siswa SMALB, dan sekolah SLB tempatku belajar tidak memiliki kerja sama untuk mengikuti SNMPTN. Aku pun harus berusaha mengikuti SBMPTN sebagai kesempatan kedua, aku harus menghadapi soal-soal yang tidak pernah kupelajari di SLB, terutama matematika. Selain itu, aku harus menghadapi ratusan ribu orang yang sama-sama memperebutkan kursi di PTN, apalagi kebanyakan adalah orang normal yang dididik di sekolah umum yang pelajarannya jauh melebihi SLB. Aku benar-benar kepayahan, pantas saja aku gagal.
Ya, sudahlah. Bagaimanapun juga aku harus bisa menerimanya dengan ikhlas. Aku yakin masih ada jalan lain untuk mencapai perguruan tinggi untuk aku menuntut ilmu, untuk aku memperbaiki kehidupanku dan juga keluargaku. Aku ingin menjadi orang yang beriman, berilmu, dan banyak beramal. Aku akan terus maju dan berusaha, walaupun tidak mampu belajar di Perguruan Tinggi Negeri seperti yang aku inginkan, biarlah Allah menunjukkan jalan yang terbaik untuk aku melangkahkan kakiku.
Komentar
Posting Komentar