Sayap-sayap Patah II

Kini sayap-sayap patahku telah kembali
terbang tinggi aku mencari
diantara hamparan padang-padang adulam
dan sungai-sungai jernih mengalir diantara bukit
pohon-pohon tua yang merana
diterpa angin musim kering

dengan sekejap kilat aku melesat
terbang jauh menembus awan pekat
meninggalkan sekat-sekat di dinding pelat
dan rumput-rumput kering yang terbabat

dari langit cahaya terpancar
dunia dibawahku tebakar
ketika sang elang datang mencakar
menghajar aku, hingga terjatuh, dan terkapar

Kini aku terbaring terbelangkai
dan gerimis jatuh menjadi latar belakang
perlahan-lahan jantung ini mulai berlari kencang
ingin rasanya aku meradang dan menerjang

dengan sekuat tenaga aku bangkit
mengepak sayap-sayap yang patah
melesat menggelibat diantara elang-elang lekang
menyusup dalam celah menara-menara dibukit istana

hingga akhirnya…
sampai jua aku padamu
membawamu dalam kisah ceritaku
engkaulah satu-satunya
bidadari yang pernah menaklukkan hatiku
untuk sekarang dan selamanya…

Tasikmalaya, 25 Juni 2012
Oleh : Dadi Al-Islamabad/Pujangga Deaf

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuli (Deaf)

The Little Hijabi Home Schooling

Pengertian Difabel dan Disabilitas