Dalam Dunia Sunyi

Tak pernah seumur hidup aku merasakan indahnya kisah cinta, bermain-main dalam suasana riang gembira, ketika embun fajar menetes dari dedaunan dalam keheningan yang berkabut pagi, kicauan burung, tiupan angin, dan riakan air dari danau dipinggir pondok Kakekku, Abdullah Bin Sa’ad. Pagi itu aku terbangun dalam keadaan tuli tak pernah kusangka semua akan menjadi begini. Aku begitu yakin satu atau dua hari aku akan pulih kembali, namun hari demi hari, bulan demi bulan, lama sekali aku menunggu pendengaranku tak kunjung kembali dan aku pun mulai beradaptasi hidup tanpa suara-suara, tiada lagi kicauan burung-burung dari ranting pohon-pohon di hutan dan anak-anak kucing yang mengeong memanggil ibunya, kini tiada lagi lolongan serigala disetiap malam yang mengganggu kambing-kambing tetangga. Aku pun berlari sambil memendam kekhawatiranku dalam-dalam. “Dannie…..” Suara Ipang, Usmar, dan Benny berteriak datang menjemputku pagi itu, seperti biasa kami hendak berangkat sekolah ...